Thursday, March 19, 2009

Belajar memperbaiki diri

Kalau ada yang bilang, pernikahan itu membentuk watak kita, orang itu berkata benar. Setelah setahun lebih menikah, aku melihat kebelakang, beberapa bulan yang lalu. Aku orang yang sangat sulit menahan emosi. Sekarang ini, aku mulai belajar untuk memperbaiki diri.
Aku seorang istri dan seorang ibu. Setiap kali belajar menghadapi manusia lain yang sangat aku sayangi. Untuknya aku mengalah, untuknya aku berjuang, untuknya aku perangi rasa malas saat melihat tugas di rumah maupun pekerjaan di kantor. Untuknya aku belajar untuk lebih sabar dan bijak. Lebih hati-hati mengambil tindakan, dan mengucapkan sesuatu.
Walaupun saat ini belum sepenuhnya, terkadang masih saja ada saat dimana aku tak bisa menahan diri. Tapi dibandingkan aku yang dulu, begitu meletup-letup...:)

Aku seorang istri, yang ternyata jadi dapat melihat begitu jelas banyak kekurangan pada laki-laki yang aku nikahi. Aku jadi memiliki ego untuk menuntut yang lebih baik dan lebih banyak darinya. Tapi...aku juga tidak sempurna, semakin bebas aku padanya, semakin banyak kekurangan yang aku perlihatkan. Anehnya, dia selalu merindukan aku, menerimaku bahkan lebih lebar merentangkan tangannya.

Aku seorang ibu, yang ternyata tak mudah aku jalani. Rasa egoku untuk menjadi ibu yang terbaik bagi seorang putri cantik yang aku lahirkan, terbentur dengan peranku sebagai seorang yang berkarir. Tak bisa setiap saat aku menemani si cantik di rumah. Ada kalanya aku kesal jika mendengar orang lain menceritakan kebiasaan anakku sendiri, padaku, ibunya. Bukankah aku yang seharusnya lebih tahu? Aku yang tahu segalanya tentang putriku. Terkadang karena kealphaanku, aku berbuat kesalahan, sesuatu yang diluar kebiasaan putriku yang cantik.
Tapi anehnya, putriku selalu mencariku untuk mendekapnya saat akan tertidur. Dia tertawa riang saat melihat mamanya kembali dari tugasnya, mengulurkan kedua tangannya kearahku, menantiku untuk menggendongnya dengan perasaan rindu.

Nah...apalagi yang tidak aku miliki? Aku bahagia karena aku begitu penting buat mereka.

No comments:

Post a Comment