Friday, October 24, 2008

Guk..ungguk...ungguk..ungguk



Dari lahir sena emang ga bisa bergaya klo di foto, jadi ya pose bengong pun jadi ^_^


Umur Sena udah 2,5 bulan. Setelah beberapa hari ditinggal mamanya kerja, sena makin besar. Dalam asuhan aki dan enin, Sena ga nakal. Kemarin sore enin agak kecewa, mama datang Sena udah bobo. Padahal enin pengen memperlihatakan sesuatu yang baru dikuasai sena.
Sena udah belajar menegakan kepalanya, lehernya udah mulai keras. Kata enin, Sena digendong dengan posisi didudukkan di pangkuan enin, trus Sena mulai berusaha membuat kepalanya tegak, dengan sekuat tenaga sambil tanggannya di simpan di depan dada dalam keadaan mengepal. Sementara enin kasih Sena semangat, dengan menyanyikan "Guk..ungguk...ungguk..ungguk"
Artinya apa, nin? Enin bilang artinya mengangguk-angguk, sambil semangatin Sena belajar mengeraskan lehernya.

Tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, Sena bangun subuh sampai mama mau berangkat. Sempet mama coba memangku Sena, pengen nyobain ber"ungguk-ungguk"ria. Ternyata benar. Sena serius sekali berusaha menegakkan kepalanya. Matanya melotot, tangannya terkepal mengeluarkan tenaga. Wah....anak mama jagoan...
Ga sabar pengen ngasih liat sama bapak nanti. Guk..ungguk...ungguk..ungguk...

Wednesday, October 22, 2008

Kehadiran 2

5 Agustus 2008...
Waktu subuh cepat datang, tapi aku belum juga mengalami pembukaan padahal air ketuban ku sudah banyak yang merembes keluar. Akhirnya aku diinfus. Setelah obat infus itu masuk ke tubuhku, rasa mulas yang
memang seharusnya datang akhirnya aku rasakan.

Mmmm...subhanallah nikmat sekali. Aku terus saja mengingat kalau sebentar lagi aku akan ketemu dengan anakku, si utun akan kulahirkan dengan lancar, kami akan selamat dan sehat. Sekitar jam 10 Bu bidan memeriksaku kembali. Sepertinya pembukaan sudah hampir lengkap, aku diminta pindah ke ruang bersalin. Apa? Aku harus jalan ke ruang bersalin? Memang sih jaraknya cuma beberapa meter, tapi kan....rasa mulasnya sudah datang hampir 2 menit sekali. Selang 2 menit itu, dimana mulasnya hilang aku tertatih berjalan ke
ruang bersalin. Rasanya si utun sudah mengganjal di bawah sana. Tapi di ruang bersalin aku masih harus sabar berbaring miring, menahan rasa mulas dan ingin mengejan. Bu bidan sangat sabar menunggu sampai saat yang tepat. Pada waktu aku sudah merasakan kepala si utun sudah hampir keluar bu bidan membantuku untuk terlentang dan ambil posisi untuk mengejan.

Dengan dorongan tenaga yang kuat (entah kudapat dari mana, karena sejak datang aku tidak bisa masuk makanan sedikit pun) aku mengejan. Bu bidan dan mamah yang setia mendampingi disebelahku menyemangati. Kepala si bayi udah keluar, aku tak bisa melihatnya karena mata rabunku ini tanpa kacamata. Akhirnya dengan kekuatan sisa terakhir aku mengejan sekuat tenaga, si bayi pun keluar dengan tubuh dibalut
ari-ari yang panjang sekali. Tapi Alhamdulillah selamat. Perempuan, mamah berbisik ditelingaku. Aku tak kuasa menahan haru, dan segala perasaan campur aduk. Aku ingin segera melihat anakku, tapi belum boleh, dia harus di bersihkan dulu.

Tanggal 5 Agustus 2008, Hari Selasa, jam 10.20 wib, telah lahir seorang bayi perempuan yang kuat, berat 2,3 kg, panjang 47 cm. Sudah terlihat sangat cantik sejak lahir. Seperti seorang ratu. Sayang bapaknya baru bisa datang sore hari. Tapi dia juga terlihat sangat bahagia saat datang dan melihatku sedang menyusui anak kami.

Tuesday, October 21, 2008

Kehadiran 1


Akhirnya posting juga buat blog ini setelah 3 bulan libur karena ambil cuti. Sekarang ini aku udah punya seorang putri yang cantik jelita. Begini awal ceritanya...

Senin, 4 Agustus 2008
Suasana hati lebih ga enak dibanding hari2 sebelumnya. Udah jenuh karena dirumah udah ga ada yang bisa dikerjakan selain ngemil dan tidur. Sebelumnya udah beresin lemari, rak sepatu, baju2 bayi, bolak-balik cek isi tas persiapan melahirkan. Sebenernya masih bisa bersih2 rumah. Hari2 sebelumnya juga rajin nyapu, ngepel, nyuci baju, masak.
Tapi hari itu ga tau kenapa bawaannya mualesssss....lesss...lesss... Ortu yang ngelarang aku tidur siang pun ngelonggarin peraturannya. Aku jadi boleh leha2 ditempat tidur lama2. Dalam hati udah sering ngajak si utun keluar...tun...mama pengen liat kamu...
Malamnya ada pikiran takut klo aku ga banyak gerak tadi siang ntar pas ngelahirin jadi susah. Aku jadi bolak balik jalan2 di seputar rumah, ke dapur, ke kamar, ruang tengah, ke ruang tamu...entah berapa putaran.

Jam 9 malam aku istirahat langsung tertidur. Jam 12.30 wib aku terbangun. Aku pikir aku pengen kebelakang biasanya memang terbangun beberapa kali kalau malam. Tapi waktu itu aku merasa celanaku basah. Pikirku, wah...ngompol nih. Sewaktu bangun dari tempat tidur aku merasa belum behenti air mangalir...hangat rasanya. Aduh, pecah ketuban! Sempat panik dan teriak manggil mamah. Tapi sepertinya teriakanku ga bangunin ortu. Tiba2 saja sadar mau melahirkan dalam hatiku seperti ada yang berbisik...tenang yani...tenang...
Masih di dalam kamar aku periksa celana dalamku, waduh ada darahnya. Cepat aku raih pembalut yang sudah aku sediakan dan ku pakai. Lalu perlahan aku keluar kamar dan membangunkan mamah dan bapak. Mereka terlihat sangat terkejut. Apalagi melihatku yang begitu tenang.
Aku berusaha menghubungi suami tersayang, tapi hp nya sepertinya sedang di cas dan dimatikan. Jadi aku tinggalkan pesan sms. Segera ditemani ortu aku menuju tempat bu bidan. Aku memang sudah berencana melahirkan disana. Tempatnya dekat. Waktu itu jam 1 dini hari. Aku melangkah perlahan karena takut ada apa2 kalau terlalu cepat bergerak. Rasanya aneh...tapi aku sangat merasa tenang.
Sampai di bidan aku diperiksa, ternyata belum ada pembukaan. Aku disuruh istirahat. Mamah menemaniku. Sampai subuh datang aku tidak merasakan mulas yang berarti, pembukaan juga tidak ada sama sekali. Tapi aku tidak panik. Aku tetap menyebut nama Allah dalam hati, di setiap hembusan nafasku. Aku tanamkan dalam pikiranku, sebentar lagi aku akan bertemu si utun...anakku sayang...sudah pengen ketemu mama ya....ayo nak, berjuang sama2 ya, kita pasti bisa...